Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2010

MENEMUKAN RESEP KEHIDUPAN

Gambar
Judul Buku       : Kelas Memasak Lillian Pengarang        : Erica Bauermeister      Tahun Terbit     : September, 2009 Penerbit            : PT Bentang Pustaka Pertamakali menatap buku ini, terpetik dalam memori bahwa ini adalah sebuah buku panduan memasak. Betapa tidak, judul yang terpampang gagah serta layout cover dengan hiasan sayur-sayuran semakin mengindikasikan bahwa ini adalah benar-benar buku panduan memasak. Setelah membaca isinya, pembaca akan semakin terperangah-takjub betapa ide-ide kreatif selalu muncul menghiasi. Karya Erica Bauermeister ini sejatinya adalah sebuah novel dengan latar kelas memasak. Pengemasan yang unik mengenai tata cara memasak serta penghayatan mendalam proses memasak memberi pembaca banyak makna yang tak begitu dihiraukan sebelumnya. Memasak menjadi kegiatan yang sangat m...

REKAM JEJAK BANGSA IBERIA DI MALUKU

Gambar
Judul buku: Portugis & Spanyol di Maluku Penulis: M. Adnan Amal Penerbit: Komunitas Bambu, Depok Cetakan: Januari, 2010 Harga: --- Perkembangan merkantilisme serta revolusi industri yang masif di belahan Eropa pada abad pertengahan telah menyebabkan gejolak sosial yang berimbas hingga ke Nusantara. Termasuk bangsa yang mengalami hal tersebut adalah Portugis dan Spanyol. Gejolak yang terjadi di Eropa itulah yang menyebabkan terjadinya kolonialisme termasuk di Nusantara sendiri. Selain itu, semangat mencari daerah baru juga didorong oleh semangat 3G, yaitu gold (ekonomi), gospel (agama), dan glor y (petualangan serta kemuliaan).

MENELUSURI JEJAK KOTA TUA JAKARTA

Minggu, 07 maret 2010, seorang teman dekatku melangsungkan resepsi pernikahan di bilangan Pasar Senen, Jakarta Pusat. Sebagai sesama alumni pondok, saya dan teman-teman alumni lainnya menyambangi kediamannya untuk sekedar mengucapkan selamat atas pernikahannya. Dengan menyewa sepeda motor, saya dan teman-teman pun berangkat menuju Jakarta Pusat.  

MENCIPTA UKM BERDAYA SAING

Muhammad Gufron Hidayat, Mahasiswa Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Di negeri ini, UKM menjelma layaknya nadi yang menjalar di seluruh organ kepulauan Indonesia. Denyutnya yang tidak begitu keras namun secara konsisten mengalirkan kehidupan dari ujung Sabang hingga Merauke. UKM ini pula yang menjadi pahlawan nasional kala krisis ekonomi 1998 menerjang bangsa ini. Dengan karakter nadi yang senantiasa mengalirkan kehidupan, begitupun dengan UKM kala itu, berfungsi sebagai nadi yang mempertahankan kesejahteraan masyarakat.

MAHASISWA BERMENTAL WIRAUSAHA

Muhammad Gufron Hidayat, Mahasiswa Ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mahasiswa yang senantiasa menahbiskan diri sebagai agent of social change tentunya menuntut integritas tinggi bagi mahasiswa sendiri. Tidak dapat dipungkiri, “gelar” tersebut bisa menjadi boomerang manakala mahasiswa tidak bisa membuktikan eksistensinya sebagai orang yang membawa perubahan di kehidupan sosial masyarakat. Ibarat koin yang senantiasa memiliki dua sisi berbeda. Lalu bagaimana mensiasati agar “gelar” tersebut tidak hanya menjadi embel-embel belaka?

MENANTI PEMERINTAHAN YANG EFEKTIF

Pasca kemenangannya pada pemilu lalu, pasangan SBY-Boediono kini memiliki pekerjaan berat menyusun kabinet lima tahun ke depan. Ungkapan tersebut cukup beralasan lantaran berbagai faktor menjadi pertimbangan mengapa penyusunan kabinet ini dianggap berat. Pertama , fakta menunjukan kemenangan SBY-Boediono merupakan hasil “koalisi gendut” berbagai parpol. Pada akhirnya, sebagaimana diungkapkan Irfan Ridwan Maksum (Sindo, 12 Oktober 2009) hal ini akan memunculkan dilema birokrasi versus demokrasi. Pada titik ini, pasangan SBY-Bodiono diuji, tetap mempertahankan koalisi dengan memberikan jatah kursi secara “proporsional” atau memilih “kalangan profesional” yang tersebar dari ujung Sabang hingga Merauke.

PENDIDIKAN BERBASIS MORAL

Tak ayal lagi bahwa Indonesia adalah tanah subur dengan segudang sumber daya alam di dalamnya. Adagium yang kerapkali disematkan berbagai kalangan lantaran kekayaan negeri ini cukup membuat hati sumringah. Bahkan, mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad serta Nasir Tamara, dosen Universitas Nasional singapura, memprediksi bahwa Indonesia bisa menjadi bangsa terbesar ketujuh di dunia karena ditopang oleh sumber daya alam yang melimpah. Hemat penulis, kunci untuk melempangkan jalan pembangunan bangsa ini adalah melalui penididikan yang terintegrasi antara intelektualitas dan moralitas. Urgensi intelektualitas setiap orang pun sudah menyadari, bahkan tidak sedikit mereka yang rela berkorban untuk memenuhinya. Pendidikan di sekolah elit berbiaya tinggi, bahkan sekolah di luar negeri pun dipenuhi demi meraih gelar intelektual tertinggi.