PENDIDIKAN BERBASIS MORAL
Tak ayal lagi bahwa Indonesia adalah tanah subur dengan segudang sumber daya alam di dalamnya. Adagium yang kerapkali disematkan berbagai kalangan lantaran kekayaan negeri ini cukup membuat hati sumringah. Bahkan, mantan PM Malaysia Mahathir Mohammad serta Nasir Tamara, dosen Universitas Nasional singapura, memprediksi bahwa Indonesia bisa menjadi bangsa terbesar ketujuh di dunia karena ditopang oleh sumber daya alam yang melimpah.
Hemat penulis, kunci untuk melempangkan jalan pembangunan bangsa ini adalah melalui penididikan yang terintegrasi antara intelektualitas dan moralitas. Urgensi intelektualitas setiap orang pun sudah menyadari, bahkan tidak sedikit mereka yang rela berkorban untuk memenuhinya. Pendidikan di sekolah elit berbiaya tinggi, bahkan sekolah di luar negeri pun dipenuhi demi meraih gelar intelektual tertinggi.
Nyatanya, di negeri ini sudah bertebaran orang pintar dengan gelar kesarjanaan berjejer. Bangku kuliah yang dikenyam pun tidak tanggung-tanggung, di luar negeri. Sebagai kelompok berpendidikan tinggi, mereka pun memegang peran vital dalam menentukan arah pembangunan bangsa. Berbagai posisi, baik dalam bidang ekonomi, sosial, politik, budaya, hukum, dan pendidikan semuanya diisi oleh orang-orang yang mengenyam bangku pendidikan yang tidak diragukan lagi kredibilitasnya. Apakah hal itu sudah cukup?
Gelar intelektual itu nyatanya terasa hambar manakala dilihat dari kacamata nilai-nilai sosial. Diktum yang menyatakan sebaik-baik manusia adalah mereka yang memberikan banyak manfaat bagi orang lain terasa kurang terejawantahkan bila digandengkan dengan realitas yang terjadi kini. Bahkan ironi, gelar intelektual yang disandang tidak jarang digunakan untuk kepentingan pribadi atau kelompoknya sendiri. Pada akhirnya, hukum sosial pun berlaku, mereka yang menyalahgunakan gelar intelektual demi kepentingan pribadi semata, mendapat ganjaran setimpal, contoh mendekam dalam penjara.
Pada titik ini, urgensi moralitas sangat nampak sekali. Pendidikan yang dilandaskan pada moral akan menumbuhkan sikap empati terhadap sesama, memupuk integritas, serta mengikis arogansi pribadi. Mewujudkan hal ini memang bukan perkara mudah, namun tidak mustahil untuk dilakukan jika semua pihak bekerja sama terutama pembuat kebijakan yang tidak hanya berpihak pada peningkatan intelektual, tetapi juga pendalaman moral pada kebijakan yang dikeluarkannya. Pada hakikatnya, kultur bangsa ini, sangat menjunjung tinggi moralitas. Jadi, pendidikan yang berlandaskan pada aspek moral akan menjadi semacam “back to basic”, kembali kepada kultur bangsa.
Pada akhirnya, pendidikan moral yang ditanamkan akan berdampak luas terutama bila diterapkan dalam pembangunan bangsa. Konsep pembangunan yang berlandaskan pada, “apa yang dapat saya berikan” akan berjalan dan pada akhirnya totalitas kerjalah yang akan nampak. Konsep “apa yang bisa saya dapatkan” akan terkikis habis karena pada dasarnya, bila kewajiban telah ditunaikan, maka hak pun akan didapatkan. ***
Komentar
Posting Komentar
Teman-teman, setelah berkunjung silahkan tinggalkan komentar di sini! Trima kasih.